Kamis, 10 Februari 2011

Tugas seminar Denny Andriyadi

Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok. Biasanya komunikasi antara mereka/kelompok tersebut berupa salah satuilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar. Diskusi bisa berupa apa saja yang awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang dan diperbincangkan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut.

[sunting]Macam- macam Diskusi

1. Seminar
Pertemuan para pakar yang berusaha mendapatkan kata sepakat mengenai suatu hal[1].
2. Sarasehan/Simposium
Pertemuan yang diselenggarakan untuk mendengarkan pendapat prasaran para ahli mengenai suatu hal/masalah dalam bidang tertentu[1].
3. Lokakarya/Sanggar Kerja
Pertemuan yang membahas suatu karya[1].
4. Santiaji
Pertemuan yang diselenggarakan untuk memberikan pengarahan singkat menjalang pelaksanaan kegiatan[1].
5. Muktamar
Pertemuan para wakil organisasi mengambil keputusan mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama[1].
6. Konferensi
Pertemuan untuk berdiskusi mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama[1].
7. Diskusi Panel
Diskusi yang dilangsungkan oleh panelis dan disaksikan/dihadiri oleh beberapa pendengar, serta diatur oleh seorang moderator[1].
8. Diskusi Kelompok
Penyelesaian masalah dengan melibat kan kelompok-kelompok kecil[1
]Musyawarah adalah proses Ai atau berembuk yang mempertimbangkan semua sisi dari sebuah isu. Kata ini sering berkonotasi politik karena tertulis dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan sering dipergunakan oleh pemerintah Suharto semasa orde baru sebagai retorika mengontrol kebebasan politik.Musyawarah merupakan salah satu asas dasar negara Indonesia yang membedakannya dari negara-negara lain. Musyarawah tercantum di dalam sila keempat dari Pancasila. Musyawarah untuk mufakat pada dasarnya merupakan kesepahaman atau kata sepakat antara pihak-pihak yang berbeda pendapat sehingga pemungutan suara dapat dihindarkan dan diharapkan semua pihak yang berbeda pendapat dapat menemukan keputusan tunggal.
Musyawarah sering ditampilkan sebagai alternatif dari "pengambilan suara" atau "voting". Penggunaan sistem pemungutan suara ditakutkan oleh bapak-bapak bangsa akan menimbulkan penindasan oleh mayoritas baik oleh suku, agama, kepercayaan, bahasa, dll. dan menimbulkan perselisihan negara dan tidak sesuai dengan Bhineka Tunggal Ika.
Bersama-sama dengan gotong royong, santun, Pancasila, hukum adat, ketuhanan, dan kekeluargaan, musyawarah menjadi dasar Filsafat Indonesia seperti yang dikemukakan oleh M. NasroenPada saat Orde Baru, pemerintahan Suharto sering bersikeras menghindari pemungutan suara dan memaksakan "musyawarah" terutama di sidang MPR untuk memasukan keputusan-keputusan kepemerintahan yang diinginkan. Secara praktis musyawarah adalah pemungutan suara terbuka dimana seorang penguasa mengintimidasi orang orang yang pendapatnya tidak sejalan kehendak penguasa.[rujukan?]
Secara pendek kata "musyawarah" dalam konteks politik Orde Baru berarti memaksa peserta rapat untuk menerima keputusan penguasa atau kelompok yang berkuasa. Musyawarah secara halus berarti intimidasi, menekan atau mendesak.[rujukan?]

Kolokium
Dari Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas.
Dalam akademik, kolokium lazimnya mengandungi satu syarahan yang diberikan oleh ahli komuniti akademik tentang kerjanya kepada rakan yang berkerja dalam bidang berdekatan.[1] Para pendengar dijangkakan untuk menanyakan soalan dan menilai kerja yang dibentangkan. Kolokium juga menyediakan para sarjana ilham bagi memulakan ilham tahap baru.
Dari segi undang-undang, kolokium adalah sebahagian daripada rungutan bagi fitnah atau tuduhan palsu yang plaintif tegaskan bahawa tuduhan itu melibatkan dirinya.[2]


TUGAS MAKALAH.

PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA AWAK KAPAL PADA PT BARUNA RAYA LOGISTIC .

oleh :
Denny Andriyadi


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar  Masalah
Sumber daya manusia adalah salah satu aset perusahaan yang utama, selain didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, keberhasilan tujuan perusahaan juga didukung oleh penggunaan alat atau teknologi yang canggih. Sebab ke dua hal tersebut sangat mutlak diperlukaan dalam rangka pencapaian produktivitas yang maksimal. Perusahaan yang tidak menggunakan alat yang canggih akan bisa berakibat fatal, sehingga akan mengurangi produktivitas karyawan dalam bekerja. Salah satu dampak negative dari penggunaan alat yang tidak berkualiatas adalah sering terjadinya kecelakaan kerja yang pada ujungnya berakibat pada turunnya produktivitas karyawan.
Pelaksanaan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja merupakan bagian dari perlindungan bagi karyawan. Hal tersebut sesuai dengan Undang-undang No. 14 Th. 1999 tentang keselamatan dan kesehatan kerja, sesuai dengan hal tersebut maka perlu dilakukan antisipasi guna mengurangi tingkat resiko yang dilakukan oleh perusahaan terdiri dari : identifikasi bahaya, perkiraan akibat bahaya, sarana pengawasan operasional, perencanaan tindakan darurat. Penyebarluasan informasi kepada pemilik atau manajemen perusahaan sehingga dapat dijadikan acuan bagi mereka agar dapat memahami betapa pentingnya penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan.
Dampak perkembangan pasar dunia bebas, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) telah menjadi isu global, dan mempunyai kedudukan startegis, karena selain menyangkut aspek perlindungan tenaga kerja, lingkungan kerja, cara kerja, proses produksi, sangat erat pula kaitannya dengan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja juga merupakan salah satu pilar tegaknya Hak Asasi Manusia (HAM). Oleh kerena itu dengan diadakannya program K3 sangat mendorong dalam penciptaan lingkungan kerja yang nyaman dan sehat, yang menjadi salah satu penentu daya saing perusahaan. Karena itu pelaksanaan K3 jangka panjang sangat berpengaruh terhadap kualitas manajemen, serta efisiensi kerja dan produktivitas perusahaan.
Upaya mendorong peningkatan penerapan standar K3, selain merupakaan tugas fungsi instansi ketenagakerjaan, juga merupakaan tugas dan fungsi berbagai instansi. Antara lain bidang industri, perdagangan dan bidang kesehatan dikalangan perusahaan, Karena K3 tidak hanya memberi keutungan bagi perusahaan, tapi juga memberi kepuasan terhadap para konsumen yang berkepentingan.
Salah satu perusahaan yang rentan dengan kecelakaan adalah perusahaan pelayaran, khususnya karyawan yang ada dikapal (Anak Buah Kapal). karena mereka langsung berhadapan dengan alam setiap mereka kerja (Sedang berlayar). Oleh sebab itu setiap karyawan yang ada dikapal harus ada sertificate keselamatan. Perusahaan pelayaran dalam hal ini lebih berhati-hati dalam memilih orang atau karyawan yang akan ditempatkan pada bagian kapal, hal ini salah satu cara untuk menghindari terjadinya kecelakaan di laut. Sebab karyawan yang handal, berkualitas dan mempunyai ketrampilan yang sesuai dengan SOLAS dan STCW 95 bagian deck dan mesin.
K3 sangat besar peranannya dalam peningkatan produktivitas perusahaan, terutama dapat mencegah korban manusia dan segala kerugian akibat kecelakaan tersebut, dan secara positif untuk mewujudkan kualitas hidup masyarakat sesuai dengan tujuan pembangunan. Dengan demikian K3 yang berjalan dengan baik dapat mendorong dan memicu produktivitas dan produksi.
PT Baruna Raya Logistic adalah salah satu perusahaan pelayaran nasional. Dimana perusahaan tersebut telah ikut meramaikan perusahaan pelayaran di Jakarta. Perusahaan PT Baruna Raya Logistic didirikan dengan modal perorangan. PT Baruna Raya Logistic bergerak dalam bidang : Armada atau kepemilikan kapal, Agent kapal. Begitu beragamnya kelebihan dari PT Baruna Raya Logistic, sehingga peneliti tertarik untuk membahas skripsi dengan judul PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA AWAK KAPAL PADA PT BARUNA RAYA LOGISTIC .


B.     Perumusan Masalah
  1. Identifikasi Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dibuat identifikasi permasalahan masalah penelitian sebagai berikut:
a.       Bagaimana penerapan keselamatan dan kesehatan kerja awak kapal pada PT Baruna Raya Logistic ?
b.      Berapa besar kecelakan kerja awak kapal pada PT Baruna Raya Logistic?
c.       Berapa besar motivasi kerja awak kapal pada PT Baruna Raya Logistic ?
d.      Berapa besar pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap motivasi kerja awak kapal pada PT Baruna Raya Logistic ?
e.       Bagaimana program keselamatan dan kesehatan kerja pada PT Baruna Raya Logistic ?
  1. Pembatasan Masalah
Sebagai dampak dari pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja akan berdampak positif, diantaranya kenyamanan karyawan dalam bekerja dan rasa profesional yang tinggi, dengan demikian produktivitas kerja akan tinggi dan tujuan perusahaan akan bisa tercapai secara maksimal. Merujuk uraian diatas maka peneliti membatasi penelitiannya pada “PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA AWAK KAPAL PADA PT BARUNA RAYA LOGISTIC ” sebagai judul dalam skripsi ini. Dimana keselamatan dan kesehatan kerja disini adalah jumlah kecelakaan kerja dan motivasi kerja awak kapal selama periode tahun 2009 sampai dengan 2010.
  1. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut berikut
a.       Bagaimana penerapan keselamatan dan kesehatan kerja awak kapal pada PT Baruna Raya Logistic ?
b.      Berapa besar kecelakan kerja dan motivasi kerja awak kapal pada PT Baruna Raya Logistic?
c.       Berapa besar pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap motivasi kerja awak kapal pada PT Baruna Raya Logistic ?

C.    Tujuan dan Manfaat Penelitian
  1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui penerapan keselamatan dan kesehatan kerja awak kapal pada PT Baruna Raya Logistic.
Untuk mengetahui besar kecelakan kerja dan motivasi kerja awak kapal pada PT Baruna Raya Logistic.
Untuk mengetahui besar pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap motivasi kerja awak kapal pada PT Baruna Raya Logistic.
  1. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini memberikan beberapa manfaat antara lain bagi:
a.       Bagi penulis, penelitian ini berguna sebagai masukan dan menambah pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan pada perusahaan yang bersangkutan.
b.      Bagi pihak akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah perpustakaan khususnya mengenai keselamatan dan kesehatan kerja.
c.       Bagi para praktisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi PT Baruna Raya Logistic untuk meningkatkan program keselamatan dan kesehatan kerja sehingga dapat tercapai produktivitas karyawan yang maksimal.
d.      Bagi masyarakat, memberikan gambaran kepada masyarakat luas bahwa                 PT Baruna Raya Logistic telah melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan ketentuan undang-undang No. 14 tahun 1999.


D.    Metodologi Penelitian
1.      Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan :
a.       Riset Kepustakaan
Penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mengambil literarur berbagai buku yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas untuk mendapatkan teori dan definisi yang dapat dipergunakan dalam penelitian ini.
b.      Riset Lapangan
Penelitian yang dilakukan langsung ke objeknya yaitu PT Baruna Raya Logistic guna memperoleh data yang dibutuhkan melalui dua cara :
1)      Wawancara, yaitu bertanya jawab langsung dan lisan dengan pihak yang bersangkutan.
2)      Observasi, yaitu memperoleh data atau bahan dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara teliti mengenai permasalahan yang akan diteliti.

2.       Ketentuan Pengukuran Instrumen Penelitian

Pernyataan

Skor
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1


3.      Metode Analisis Data
1)      Analisis Regresi Linear Sederhana
Digunakan untuk mengetahui perubahan pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat Y, dimana variabel terikat adalah keselamatan dan kesehatan kerja sedangkan variabel bebas adalah motivasi kerja awak kapal.  Adapun analisis persamaan regresi adalah sebagai berikut :
                        Ŷ = a + bX
Keterangan :
Ŷ = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan ® Y (Variabel terikat)
a  = Nilai intercept
b  = Koefisien regresi
X = Variabel bebas


      Dimana nilai a dan b diperoleh dengan rumus :                     
b =   dan     
      Keterangan :  n = Jumlah data
2)      Analisis Korelasi Linear Sederhana
Digunakan untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara variabel terikat (keselamatan dan kesehatan kerja) dan variabel bebas (motivasi kerja awak kapal). Analisis ini mempunyai bentuk persamaan sebagai berikut :
                  r  = 
Keterangan :   
r           = Multiple R
X         =  Nilai untuk variabel bebas
Y         =  Nilai untuk variabel terikat
   =  Jumlah nilai dalam sebaran X
   =  Jumlah nilai dalam sebaran Y
            =  Jumlah hasil perkalian X dan Y yang berpasangan
=  Jumlah nilai yang dikuadratkan selama sebaran
=  Jumlah nilai yang dikuadradkan dalam sebaran Y
n          =  Banyaknya data
Korelasi linear sederhana (r) dapat dianggap sebagai pengukuran yang berguna tentang hubungan antar variabel X dan variabel Y dengan ketentuan :
1)      Bila r = 1 atau mendekati 1, maka hubungan antara variabel (X) dan variabel (Y) adalah kuat dan searah dalam arti bahwa kenaikan atau penurunan variabel (X) terjadi bersama-sama dengan kenaikan atau penurunan variabel (Y).
2)      Bila r = 0 , maka hubungan antara variabel (X) dan variabel (Y) adalah tidak ada atau dapat dikatakan lemah, maka dengan demikian dapat dikatakan pula antara variabel (X) dan variabel (Y) tidak ada hubungan.
3)      Bila r = -1 atau mendekati 1, maka hubungan antara variabel (X) dan variabel (Y) mempunyai bungan yang kuat tetapi positif, artinya jika variabel (X) naik, maka variabel (Y) akan turun dan sebaliknya jika variabel (X) turun, maka variabel (Y) akan naik
Pedoman untuk memberikan interpretasi
koefisien korelasi

Interval koefisien
Tingkat hubungan
  0,00-0,19
Sangat lamah
  0,20-0,39
     Lemah
  0,40-0,59
  Sedang
            0,60-079
  Kuat
            0,80-1,00
            Sangat kuat
Sumber : Metode Penelitian Bisnis, Sugiyono

3)      Analisis Koefisien Determinasi (KD)
Koefisien ini digunakan untuk mengetahui besarnya persentase kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
            KD  =  r2 X 100 %
Dengan perhitungan diatas kita dapat mengetahui berapa persen kontribusi variabel X (keselamatan dan kesehatan kerja) terhadap variabel Y (motivasi kerja awak kapal).

4)      Uji Hipotesis
Pengujian ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh variabel (X) terhadap variabel (Y). Pengujian hipotesis ini meggunakan distribusi nilai t, dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. Adapun langkah dalam menentukan analisa uji hipotesis adalah sebagai berikut :
a)      Ho : b = 0  :           tidak ada pengaruh positif yang signifikan
keselamatan dan kesehatan kerja terhadap motivasi kerja awak kapal.
b)      Ha  :  b≠ 0 :           ada pengaruh positif yang signifikan
keselamatan dan kesehatan kerja terhadap motivasi kerja awak kapal
c)      Menentukan taraf nyata (a) dan tingkat keyakinan (1-a) Taraf nyata (a) = 5 % dan tingkat keyakinan (1-a) = 95%
d)     Menentukan daerah kritis




Ho diterima, Ha ditolak jika -t (a/2;n-2) < t hitung < t (a/2;n-2)
Ho ditolak, Ha diterima jika t hitung < - t (a/2;n-2) atau t hitung > t (a/2;n-2)
e)      Menarik kesimpulan

E.     Sistematika Penulisan Skripsi
Oleh karena skripsi adalah suatu karya ilmiah, maka disusun secara sistematis (dikelompokan) secara sistematis dan kronologis (secara berurutan) sebagai berikut :
BAB I :     PENDAHULUAN
Pembahasan pertama merupakan Pendahuluan, pembahasannya  meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah yang meliputi pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II  :  LANDASAN TEORI
Pembahasan kedua meliputi landasan teori, karena dalam bab ini dikemukakan teori-teori dari berbagai ahli dibidangnya, yang akan dipakai sebagai alat analisis dan pemecahan masalah atas hasil penelitian yang telah diperoleh. Teori-teori yang dikemukakan harus sesuai dengan penelitian.
BAB III:   GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Pembahasan ketiga disusun dalam, memuat rangkuman tentang penelitian yang merupakan hasil tinjauan umum objek penelitian
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pembahasan keempat disusun merupakan proses Analisis dan Pembahasan atas rumusan masalah yang telah ditentukan dalam bab I.
    
BAB V :          PENUTUP
Pembahasan kelima ini disusun dalam bab yang terakhir yang merupakan Bab Penutup berisi kesimpulan dari seluruh analisis dan pembahasan, serta saran-saran penulis, yang disesuaikan dengan tujuan dan kegunaan penelitian yang telah ditentukan dalam bab I.

         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar