Selasa, 08 Februari 2011

pengaruh hubungan pelatihan keselamatan terhadap kecelakaan di atas kapal

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Dewasa ini perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern di dunia pengeboran minyak lepas pantai (Offshore oil drilling) amat sangat pesat, hingga perkembangan dalam mengolah bahan-bahan mineral, yang terkandung dalam perut bumi telah banyak menghasilkan berbagai jenis produk muatan curah cair, dari minyak bumi (crude oil) yang diolah dan menghasilkan produk diantaranya adalah solar, premium, kerosin, gas alam cair, dan masih banyak lagi. Masing-masing dari jenis produk tersebut  mempunyai sifat kimia dan fisika yang berbeda-beda, sehingga masing-masing produk memerlukan penanganan tersendiri untuk menjaga kualitas dan kuantitasnya, di samping hal tersebut dibutuhkan pula suatu sistim  yang dapat menjamin proses pengeboran minyak ini berkesinambungan, efisien, aman, dan baik, bagi yang mengerjakannya maupun aman buat lingkungan.
Kapal  logistik (Supply Boat) merupakan kapal khusus yang   membantu  pekerjaan di oilfield, selain itu juga melakukan pekerjaan khusus yang berkaitan dengan pengeboran minyak dan pemasangan pipa di bawah air, untuk itulah orang yang bekerja di atas kapal yang khusus melayani kegiatan dalam pengeboran minyak lepas pantai harus dibekali dengan pendididkan dan pelatihan  secara intensif  yang memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh IMO (International Maritime Organization) dan di samping dari pada itu diperlukan pula ketelitian, kepekaan, dan kedisiplinan yang tinggi untuk menghindari kecelakaan pada waktu bekerja, karena kecelakaan kerja di laut di samping mengakibatkan kerugian mental & material berupa terganggunya operasional kerja juga dapat berakibat fatal pada hilangnya nyawa seseorang.
Dalam Internasional Convention on Standart of Training, Certification and Watchkeeping for Seafarer (STCW) 1978 yang mulai diberlakukan tahun 1984, konvensi yang dihasilkan oleh Marine safety Committee (MSC) yang merupakan komite yang dibentuk oleh IMO yang khusus untuk menangani masalah teknik dan pekerjaan administrasi  yang telah mengeluarkan suatu persyaratan bagi pelaut agar dibekali pengetahuan yang cukup tentang alat-alat keselamatan, sertifikasi terhadap nakhoda (master), perwira (officers), dan awak kapal (crews), termasuk pengawasan di atas kapal, untuk itu awak kapal wajib mengikuti pelatihan-pelatihan keselamatan. Di setiap perusahaan pengeboran minyak khususnya lepas pantai (offshore) sangat peduli dan mementingkan keselamatan pekerja dan lingkungannya, dalam  meningkatkan mutu pelayanannya dan menciptakan rasa aman maka penerimaan calon awak kapal khususnya kapal logistik yang melayani pengeboran minyak lepas pantai yang nantinya  memiliki peranan penting dalam mensuplai barang kebutuhan dari pengeboran, untuk itu diperlukan keahlian dan keterampilan khusus karena aktivitas kapal dalam  melayani area pengeboran lepas pantai dikategorikan dalam jenis kegiatan yang berbahaya. Banyaknya kasus kecelakaan yang terjadi di atas kapal menurut  Batti (dasar-dasar peraturan keselamatan pelayaran dan pencegahan pencemaran dari kapal.1998:70) 80% kecelakaan di atas kapal disebabkan karena kesalahan dan kelalaian manusianya (Human error) selebihnya disebabkan keadaan alam, dan faktor-faktor lainnya. Fenomena ini menunjukkan betapa mutu dari SDM (Sumber Daya Manusia ) yang bekerja di atas kapal sangat minim. Namun berdasar  dari banyaknya kasus yang terjadi sangat menunjukkan ketidakterampilan dan kedisiplinan dalam mematuhi aturan dan sistem  prosedur  dalam mematuhi aturan kerja, kurangnya pengetahuan dan  keabaian, bahkan kelalaian  dari awak  kapal itu sendiri. Hal inilah yang menjadi titik awal tentang pentingnya  pelatihan keselamatan di atas kapal, karena tampa disadari  ketidak acuan  awak kapal dalam menaati peraturan-peraturan keselamatan kerja di atas kapal merupakan  awal dari ketidakdisiplinan yang nantinya berujung pada kecelakaan di samping dari kelayakan alat-alat keselamatan termasuk perawatan dan pemeliharaan terhadap alat-alat tersebut, di tambah faktor di luar kendali manusia itu sendiri seperti cuaca yang buruk, alur pelayaran sempit, rute pelayaran jarak pendek yang meminimkan waktu latihan keselamatan dan masih banyak lagi.
Guna meyakinkan semua pihak yang berkepentingan dalam pengeboran minyak lepas pantai dan instansi yang terkait bahwa semua aturan telah di jalankan  dengan benar  maka setiap kapal , dalam 3 bulan sekali akan diadakan internal  audit dan akan dilanjutkan dengan external audit dari surveyor yang ditunjuk oleh pihak yang berwenang. Namun dalam hal ini dapat juga diperiksa oleh Port State Control (PSC) diseluruh pelabuhan-pelabuhan  Indonesia maupun negara-negara lain yang sudah meratifikasi Internasional  Safety Management (ISM) Code. Tujuannya untuk meyakinkan dan memastikan kapal tersebut sudah melaksanakan ISM Code dengan sebenarnya atau belum, pengecekan ini berkisar pada document kapal, konstruksi kapal, alat-alat dan sarana keselamatan yang ada di atas kapal, juga keterampilan-keterampilan tiap awak kapal sesuai dengan bidang dan tingkatan, serta jabatannya di atas kapal. ISM Code itu sendiri adalah suatu kode internasional yang bertujuan untuk memastikan kapal dioperasikan dengan layak dan benar untuk mencegah terjadinya kecelakaan kapal, penumpang, muatan dan pencemaran lingkungan sekitarnya.
Berdasar  uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam dan mengemukakan dalam bentuk  skiripsi  dengan  judul “PENGARUH PELATIHAN  KESELAMATAN  TERHADAP KECELAKAAN DI  ATAS KAPAL  PT. WINTERMAR PERIODE TAHUN  2006 - 2010 “

B.     Rumusan Masalah
  1. Identifikasi Masalah
Berdasar latar belakang masalah di atas dapat di susun  identifikasi masalah yang timbul sebagai berikut :
a.       Sistem yang kurang jelas yang menjamin rasa aman baik awak kapal dan lingkungan sekitarnya.
b.      Kurangnya pengetahuan dan kesadaran awak kapal tentang pentingnya pelatihan keselamatan.
c.       Kurangnya disiplin awak  kapal mentaati peraturan keselamatan kerja di atas kapal  dan berujung pada kecelakaan kerja.
d.      Rute pelayaran jarak pendek yang meminimkan waktu pelatihan keselamatan.
e.       Kurangnya perawatan dan pemeliharaan terhadap alat-alat keselamatan.
f.       Apakah kurang efektifnya pelatihan keselamatan yang telah dilaksanakan.
g.      Masih seringnya terjadi kecelakaan di atas kapal .
  1. Pembatasan Masalah
Oleh karena luasnya permasalahan dan agar masalahnya tidak melebar  jauh , maka sebagai batasan dalam penulisan skripsi ini hanya akan membahas tentang pengaruh pelatihan keselamatan terhadap kecelakaan di atas kapal  milik  PT. Wintermar periode 2006 - 2010. Penelitian juga di lakukan di PT. Wintermar yang beralamat di Jl.kebayoran lama no.155 jakarta barat.
  1. Pokok  Permasalahan
Dari pengalaman dan pengamatan penulis selama bekerja di atas kapal tersebut baik langsung maupun tidak langsung, penulis ingin mengetahui dan mempelajari lebih lanjut  dan obyektif  tentang :
a.       Bagaimanakah pelaksanaan pelatihan keselamatan di atas kapal  PT. Wintermar ?
b.      Bagaimanakah tingkat kecelakaan yang terjadi di atas kapal  PT. Wintermar ?
c.       Apakah ada pengaruh yang signifikan pelatihan keselamatan terhadap kecelakaan di atas kapal PT. Wintermar ?

C.    Tujuan dan Manfaat Penelitihan
  1. Tujuan Penelitian.
a.       Untuk mengetahui pelatihan keselamatan yang dilaksanakan di atas kapal  PT. Wintermar.
b.      Untuk mengetahui tingkat kecelakaan di atas kapal PT. Wintermar.
c.       Untuk mengetahui hubungan pelatihan keselamatan dengan kecelakaan di kapal  PT. Wintermar.
  1. Manfaat Penelitian.
a.       Bagi penulis.
Diharapkan tentunya akan menambah wawasan dan pengetahuan serta memahami lebih lanjut tentang sumber daya manusia, khususnya masalah pelatihan keselamatan dan kecelakaan di atas kapal, dan sebagai salah satu syarat kelulusan untuk program S1 di Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Trisakti   Jakarta.


b.      Bagi STMT TRISAKTI.
Sebagai bahan informasi tambahan yang berkaitan dengan pelatihan keselamatan dan kecelakaan di atas kapal , sebagai data dokumentasi  pada perpusatakaan.
c.       Bagi perusahaan.
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan atau input sebagai pengambilan keputusan dan kebijakan dimasa yang akan datang tentang pentingnya keselamatan di laut terutama pada kapal  PT. Wintermar.

D.    Metodologi Penelitian
  1. Metode Pengumpulan  data.
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini maka penulis menitik beratkan pengumpulan data dari sumber :
a.       Penelitian lapangan  (field research)
Adalah penelitian yang dilakukan dengan cara peninjauan langsung pada objek di lapangan baik di atas kapal PT. Wintermar, maupun kantor manajemen dari PT. Wintermar itu sendiri, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data-data sekunder, dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini. Adapun cara yang dilaksanakan dalam pengumpulan data ini adalah :
1)  Pengamatan ( observasi )
Yaitu pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung di lapangan terhadap kegiatan perusahaan yang menjadi objek penelitian.
b.      Penelitian kepustakaan dan pencarian data dari internet ( Library research and browsing )
Yaitu penelitian dengan cara pengumpulan data yang mendukung untuk penelitian ini diambil dari buku-buku referensi ilmiah, literatur-literatur dan data-data yang  ada di internet yang tentunya masih berhubungan erat dengan masalah yang dibahas.
  1. Populasi dan Sampel
a.       Populasi
Yang dimaksud dengan populasi adalah jumlah keseluruhan data atau objek yang tersedia dari tahun ketahun dalam hal ini jumlah pelatihan keselamatan yang telah dilaksanakan dan jumlah kecelakaan diseluruh armada PT. Wintermar selama kapal tersebut beroperasi
b.      Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang betul-betul representatif untuk diteliti sehingga di peroleh suatu kesimpulan yang dapat diberlakukan untuk populasi, maka dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dari keseluruhan populasi yang ada yaitu jumlah pelatihan keselamatan 318 kali dan jumlah kasus kecelakaan sebanyak 126 kasus, pada 12  kapal   PT. Wintermar selama 5 tahun dari tahun 2006 sampai tahun 2010.
  1. Tehnik Analisis Data
a.       Analisis Regesi Linear Sederhana
Koefisien regresi merupakan alat untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel pelatihan keselamatan (X) terhadap variabel kecelakaan di atas kapal  (Y). Rumus persamaan regresi linear sederhana.(Sugiyono, 2008:218)
Y =  a + bX
Dimana:
Y = Variabel dependen, dalam hal ini kecelakaan di atas kapal logistik pengeboran  minyak lepas pantai.
X = Variabel independen, dalam hal ini : pelatihan keselamatan.
a  =  Konstanta.
b  =  Koefisien regresi.
Untuk mendapatkan nilai a dan b digunakan rumus-rumus :
                           b=    
a=          
Dimana :
n = Jumlah sampel observasi, dalam hal ini : kapal logistik  pengeboran minyak lepas pantai.
b.      Analisis Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi merupakan alat untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel X dan Y. Adapun nilai koefisien korelasi dapat dicari dengan rumus Mc.Pearson (Sugiyono, 2008:239) sebagai berikut
r =
Dimana ;
r   =   Koefisien korelasi.
n  =   Jumlah sampel yang digunakan.
X  =  Variabel dependen. (pelatihan keselamatan)
Y = Variabel independent. (kecelakaan  di atas kapal  )
Dari perhitungan korelasi maka akan didapat hasil sebagai berikut :
1)        Jika   r = 0 atau mendekati 0 berarti hubungan antara variabel X dan Y sangat lemah atau tidak ada hubungan sama sekali.
2)        Jika r = +1 atau mendekati +1 berarti hubungan antara variabel X dan Y sangat kuat dan positif.
3)        Jika r = -1 atau mendekati -1 berarti hubungan antara variabel X dan Y sangat kuat namun negatif.
Pedoman untuk memberikan interprestasi
Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00-0,199
Sangat  Rendah
0,20  - 0,399
Rendah
0,40  - 0,599
Sedang
0,60  - 0,799
Kuat
0,80  - 1,000
Sangat Kuat
            Sumber : Sugiyono. (2005 : 214 )

c.       Analisis Koefisien Penentu. ( Kp )
Analisis ini digunakan untuk mengukur besarnya konstribusi variabel X terhadap naik turunnya variable Y. Koefisien Penentu (Kp) dapat dicari dengan rumus. (Supranto, 1988 : 250)
Kp =  r² × 100 %
d.      Uji Hipotesis.
Pengujian hipotesis dengan cara membandingkan t-hitung dengan t-tabel.

1)      Hipotesis awal.
a)      H0 : ρ = 0  berarti variabel X tidak mempunyai hubungan dengan variabel Y atau hubungan   sangat lemah.          
b)      Ha : ρ < 0  berarti variabel X mempunyai hubungan yang negatif dan signifikan dengan variabel Y.
2)      Untuk mengetahui nilai  t-hitung  di gunakan rumus. ( Sugiyono. 2008 : 227 )
Dimana :
r         = Koefisien korelasi.
n        = Jumlah sampel observasi. ( kapal)
t         = t-hitung  selanjutnya dikonsultasi dengan t-tabel.
3)      Bandingkan hasil observasi dengan tabel, di mana t = t.tabel pada pada α = 0,05 atau 5% dan df = n-2.
4)      Dalam skirpsi ini, uji hipotesis yang penulis lakukan adalah menggunakan uji satu   arah.  (one tail )

E.     Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah yang ada maka dalam penelitian ini penulis menggunakan hipotesis “Diduga terdapat hubungan yang signifikan dan negatif antara pelaksanaan pelatihan keselamatan dengan kecelakaan yang terjadi di atas kapal PT. Wintermar”. Semakin sering dilakukan pelatihan-pelatihan keselamatan, maka diduga angka kecelakaan akan semakin menurun.

F.     Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini untuk memudahkan pembaca supaya dapat mengerti tentang uraian dan analisis permasalahan yang dibahas, dibagi dalam 5 bab dan masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab yang mana keseluruhan materi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan.
BAB  I    : PENDAHULUAN
Menguraikan latar belakang masalah.  Perumusan masalah yang meliputi pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis, metode penelitian serta sistematika penulisan skripsi.
BAB II    :             LANDASAN TEORI
Menguraikan teori yang berkaitan dengan judul skripsi secara deduktif dari teori yang berlingkup luas hingga keteori yang akan digunakan untuk menganalisis permasalahan, judul skripsi haruslah menggambarkan variabel penelitian yang memiliki teori, sehingga memudahkan untuk menganalisis, setiap bentuk rujukan, terutama kutipan-kutipan haruslah jelas menyebutkan sumbernya, dan kutipan harus menggunakan body-note.

BAB III  : GAMBARAN UMUM PT. WINTERMAR
Dalam bab ini menguraikan  secara singkat tentang sejarah PT. Wintermar, Organisasi, dan Manajemen serta perkembangan dan kegiatan usaha perusahaan.
    BAB IV:     ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini yang dibahas adalah masalah-masalah yang diungkapkan dalam perumusan masalah. Jumlah sub dari bab ini sangat bergantung pada tujuan penelitian dan ruang lingkup pembahasannya. Berdasarkan hal tersebut maka dalam sub ini masalah dianalisis dengan teori dan alat analisis yang telah dipilih dan di tentukan sebelumya, misalnya pengujian hipotesis, analisis data dan penafsiran data.
BAB V  :  PENUTUP
Merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan diambil dari bab IV yaitu analisis dan pembahasan, sedangkan saran disesuaikan dengan pembahasan dari perumusan masalah dan hasil pemecahan / solusi pada analisis dan pembahasan.


1 komentar:

  1. Mas permisi , ada file lengkap mya bab sampe akhir.. ? Bisa bantu share.. trimakasih

    BalasHapus