Selasa, 08 Februari 2011

tugas mandiri mata kuliah seminar mareti gulo


TUGAS MANDIRI “SEMINAR”
NAMA        : MARETI GULO
N I M                   : 244310014

1.Pengertian Seminar.

Kata seminar berasal dari kata Latin semin yang berarti “benih”. Jadi, seminar berarti “ tempat benih-benih kebijaksanaan”. Seminar merupakan pertemuan ilmiah yang dengan sistematis mempelajari suatu topik khusus di bawah pimpinan seorang ahli dan berwenang dalam bidang tersebut.
Seminar merupakan suatu pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ketua sidang (guru besar atau seseorang ahli). Pertemuan atau persidangan dalam seminar biasanya menampilkan satu atau beberapa pembicaraan dengan makalah atau kertas kerja masing-masing. Seminar biasanya diadakan untuk membahas suatu masalah secara ilmiah. Yang berpartisipasi pun orang yang ahli dalam bidangnya. Seminar tentang pemasaran suatu produk, tentu dihadiri oleh para pakar bidang pemasaran. Seminar pendidikan tentu saja dihadiri oleh para ahli pendidikan. Sementara itu, peserta berperan untuk menyampaikan pertanyaan, ulasan, dan pembahasan sehingga menghasilkan pemahaman tentang suatu masalah.

2. Pengertian Diskusi.

Kata diskusi berasal dari bahas Latin discutio atau discusum yang berarti bertukar pikiran. Dalam bahasa Inggris digunakan kata discussion yang berarti perundingan atau pembicaraan.
Dari segi istilah, diskusi berarti perundingan/bertukar pikiran tentang suatu masalah: untuk memahami, menemukan sebab terjadinya masalah, dan mencari jalan keluarnya. Diskusi ini dapat dilakukan oleh dua-tiga orang, puluhan, dan bahkan ratusan orang.
Diskusi adalah sebuah proses tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas, lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan kesimpulan/pernyataan/keputusan. Di dalam diskusi selalu muncul perdebatan. Debat ialah adu argumentasi, adu paham dan kemampuan persuasi untuk memenangkan pemikiran/paham seseorang.

3. Pengertian Simposium.

Simposium merupakan pertemuan terbuka dengan beberapa pembicara yang menyampaikan ceramah pendek mengenai aspek yang berbeda tetapi saling berkaitan tentang suatu masalah. Simposium dipimpin oleh seorang ketua yang bertugas mengatur jalannya diskusi. Pendengar bertanya dan para ahli menjawab.
4. Pengertian Kolokium.
Beberapa ahli diundang untuk memberi jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan pendengar mengenai topik yang ditentukan. Bedanya dengan simposium, dalam kolokium para ahli tidak mengajukan (makalah) prasaran.
5. Lokakarya (Inggris: academic workshop)
 adalah suatu acara di mana beberapa orang berkumpul untuk memecahkan masalah tertentu dan mencari solusinya.
Sebuah lokakarya adalah pertemuan ilmiah yang kecil.
6. Musyawarah

Pembahasan bersama dng maksud mencapai keputusan atas penyelesaian masalah; perundingan; perembukan

ber·mu·sya·wa·rah v berunding; berembuk: semua pihak bersedia -;
me·mu·sya·wa·rah·kan v merundingkan; memufakatkan: kita - persoalan itu kembali supaya tidak lagi terjadi pertentangan
source: kbbi3


















ANALISIS  PENGARUH KELAIKLAUTAN  KAPAL TERHADAP KESELAMATAN PELAYARAN MT. JOSEPHIN 5
PADA PT. MULTI TRANS LINE TAHUN 2010




OLEH :

MARETI GULO
NIM : 2443.10.014





SKRIPSI
DISAMPAIKAN KEPADA PROGRAM MANAJEMEN TRANSPOR LAUT SEBAGAI BAGIAN DARI PERSYARATAN UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI (S1)



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPOR TRISAKTI JAKARTA
2011


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Penyelenggaraan Kenavigasian merupakan salah satu wujud dari pelayanan pemerintah dalam menunjang keselamatan pelayaran di wilayah perairan Indonesia bagi kapal-kapal domestik maupun asing. Melalui penyedia infrastruktur keselamatan bernavigasi dengan tinggkat keandalan yang tinggi sesuai rekomendasi internasional akan terwujud dukungan terhadap sasaran penyelenggaraan pemerintahan Indonesia yaitu memperlancar arus perpindahan orang dan/atau barang secara massal melalui perairan dengan selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan berdayaguna dengan biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat. Kemudian juga meningkatkan penyelenggaraan pelayaran sebagai bagian dari keseluruhan mode transportasi secara terpadu dengan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, mengembangkan kemampuan armada angkutan nasional yang tangguh di perairan dengan didukung industri perkapalan yang andal, sehingga mampu memenuhi kebutuhan angkutan baik didalam negeri maupun ke dan dari luar negeri. Selanjutnya juga meningkatkan kemampuan dan peranan kepelabuhan serta keamanan dan keselamatan pelayaran serta terwujudnya sumber daya manusia yang berjiwa bahari, professional dan mampu mengikuti perkembangan kebutuhan penyelenggaraan pelayaran. Internasional Maritime Organizatian (IMO) adalah sebuah organisasi internasional di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui resolusinya yaitu Standard Training Certificatian for Watckeeping for Seafarer (STCW) 1978 Amandemen 1995. Safety of Life at Sea (SOLAS) 1974, Maritime Pollusion (MARPOL) 1973/78. Pada dasarnya semua peraturan yang dikeluarkan oleh International Maritime Organization (IMO) bertujuan untuk menjamin keselamatan transportasi laut dan mengatur tentang Kelaik-lautan Kapal dan Kelaik-lautan Awak Kapal sesuai standar Internasional.
Sangatlah wajar apabila Negara Indonesia sebagai Negara Kepulauan memiliki armada transportasi laut yang handal, yang dapat bersaing di pasar Internasional. Akan tetapi sangat ironis pula apabila suatu Negara Kepulauan seperti Indonesia ternyata banyak armada kapal dan awak kapalnya tidak laik-laut sehingga kurang mampu bersaing di pasar Internasional.
Perkembangan teknologi terutama teknologi informasi merupakan tantangan tersendiri bagi bisnis transportasi khususnya dunia maritim atau pelayaran dalam menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas, yang jika dapat didaya gunakan akan menjadi kekuatan dalam menjalankan bisnis serta merupakan salah satu kunci sukses dalam persaingan. Tantangan yang dihadapi yaitu mempersiapkan kelaik-lautan kapal dan awak kapal sehingga mampu bersaing pada era globalisasi pasar dunia, terlebih dengan adanya Asian Free Trade Association (AFTA) (2003) dan Association Pretrolium Economic Company (APEC) (2020). Globalisasi pasar ini mendorong masuknya pemain-pemain baru sehingga iklim persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Hal ini akan sangat terasa terutama bagi perusahaan pelayaran di Indonesia, sebagian besar pemain utama di industri transportasi adalah pemain global misalnya Neptune Ocean Line (NOL) dari Singapore, Amercan Presiden Line (APL) dari Amerika Serikat, dan Nederland Hlyod (Nedllyod) dari Belanda.
Untuk menciptakan standarisasi kelaik-lautan kapal dan awak kapal di kapal-kapal Indonesia menjadi tanggung jawab bersama antar Instansi Pemerintah terkait, Diklat dan Kesatuan Pelaut Indonesia. Akan tetapi dalam hal ini pemerintah harus ada kemauan politik untuk mengupayakan semua pihak-pihak yang terkait dengan kelaik-lautan kapal dan awak kapal, untuk berbuat lebih sungguh-sungguh, demi terciptanya keselamatan transportasi laut.
Apabila di sadari bahwa kelaik-lautan kapal dan awak kapal yang melayani jasa transportasi laut merupakan prioritas utama yang harus selalu di evaluasi untuk menjamin kelancaran keselamatan transportasi laut, keberadaan awak kapal yang bekerja di kapal asing cukup besar peranannya untuk menambah pemasukan devisa Negara. Kelaik-lautan kapal dan awak kapal Indonesia harus dapat menghadapi persaingan dengan negara-negara asing. Keselamatan transportasi laut memerlukan penanganan yang serius dewasa ini apalagi banyaknya kejadian-kejadian kecelakaan kapal baik kecelakaan tubrukan, kandas, maupun terbakar dan tenggelam. Pada saat sekarang ini persaingan armada kapal laut antar perusahaan pelayaran di kawasan Asia maupun di dunia, berkembang sangat ketat sekali, banyaknya perusahaan pelayaran yang mengoperasikan armada kapalnya dengan standar kelaik-lautan kapal dan awak kapal seperti perusahaan-perusahaan pelayaran dari Malaysia, Singapore, dan Republik Rakyat China.
Melihat ketatnya persaingan tersebut tentu hanya perusahaan pelayaran yang mempunyai armada kapalnya sudak laik-laut yang mampu bersaing dengan perusahaan pelayaran asing. Kelaik-lautan kapal dan awak kapal dapat dibuktikan dengan validnya semua sertifikat-sertifikat yang dimiliki oleh kapal maupun awak kapalnya sehingga mendukung keselamatan transportasi laut.
Dengan banyaknya kecelakaan kapal membuat perusahaan-perusahaan pelayaran di Indonesia menyadari bahwa kelaik-lautan kapal dan awak kapal menjadi tuntutan utama dan mengikuti tuntutan pengguna jasa transportasi laut adalah cargo mereka sampai kepada penerima pada saat yang tepat sesuai dengan jadwal kebutuhan bukan yang paling cepat, konsumen menginginkan cargo berada dalam kondisi 100% tanpa cacat (zero defect) dan perubahan pelayaran harus dapat memberikan informasi secara tepat kepada konsumen dimana posisi muatan/barang mereka, apakah masih di port of loading, port of discharge atau sedang dalam proses pemindahan (transhipment).
Sejalan dengan meningkatnya tuntutan dari para pengguna jasa angkutan laut, banyak perusahaan pelayaran mulai berbenah diri dengan meningkatkan standar pelayanan disesuaikan dengan harapan para konsumen. Adapun tujuan dari peningkatan standar pelayanan yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan pelayanan adalah untuk menjaring konsumen sebanyak mungkin. Kondisi semacam ini akan menciptakan persaingan sengit diantara sesama perusahaan pelayaran.
Jadi dari uraian tersebut diatas dan keinginan penulis untuk memperdalam pengetahuan dalam skripsi yang berjudul “ANALISIS  PENGARUH KELAIKLAUTAN  KAPAL TERHADAP KESELAMATAN PELAYARAN MT. JOSEPHIN 5 PADA PT. MULTI TRANS LINE TAHUN 2010”

B.      Perumusan Masalah
  1. Identifikasi Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dibuat identifikasi permasalahan masalah penelitian sebagai berikut:
a.       Tingginya kelaiklautan kapal
b.      Belum maksimalnya keselamatan pelayaran MT. Josephin 5
c.       Pelayanan yang belum memadai
d.      Adanya hambatan-hambatan dalam proses pengiriman laut
e.      Cuaca yang buruk menghambat pengiriman laut
f.        Persaingan perusahaan yang sejenis
g.       Operasional perusahaan yang belum optimal.
  1. Pembatasan Masalah
Merujuk uraian diatas maka peneliti membatasi penelitiannya pada “ANALISIS  PENGARUH KELAIKLAUTAN  KAPAL TERHADAP KESELAMATAN PELAYARAN MT. JOSEPHIN 5 PADA PT. MULTI TRANS LINE TAHUN 2010”.
  1. Pokok Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan pokok masalah sebagai berikut berikut
a.       Bagaimana kelaiklautan kapal pada PT. Multi Trans Line ?
b.      Bagaimana keselamatan pelayaran MT. Josephin 5 pada PT. Multi Trans Line?
c.       Sejauh mana pengaruh kelaiklautan kapal terhadap keselamatan pelayaran MT. Josephin 5 pada PT. Multi Trans Line ?

C.      Tujuan dan Manfaat Penelitian
  1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.       Untuk mengetahui kelaiklautan kapal pada PT. Multi Trans Line.
b.      Untuk mengetahui keselamatan pelayaran MT. Josephin 5 pada PT. Multi Trans Line.
c.       Untuk menganalisis pengaruh kelaiklautan kapal terhadap keselamatan pelayaran MT. Josephin 5 pada PT. Multi Trans Line.
  1. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini memberikan beberapa manfaat antara lain bagi:
a.       Bagi penulis, penelitian ini berguna sebagai masukan dan menambah pengetahuan tentang kelaiklautan kapal dan keselamatan pelayaran MT. Josephin 5 yang diterapkan pada perusahaan yang bersangkutan.
b.      Bagi pihak akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah perpustakaan khususnya mengenai kelaiklautan kapal dan keselamatan pelayaran MT. Josephin 5
c.       Bagi para praktisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan pada PT. Multi Trans Line untuk meningkatkan kelaiklautan kapal sehingga dapat tercapai keselamatan pelayaran MT. Josephin 5 yang maksimal.
d.      Bagi masyarakat, memberikan gambaran kepada masyarakat luas bahwa  PT. Multi Trans Line melaksanakan pengiriman laut.

D.    Metodologi Penelitian
1.      Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif  dalam bentuk angket dan data kuantitatif dalam bentuk skor jawaban responden pada setiap pernyataan angket.  Sedangkan sumber data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh penulis melalui kuesioner atau angket yang disebar kepada awak kapal secara acak (random).
2.      Populasi dan Sampel
Dimana populasi dalam penelitian ini adalah seluruh awak kapal pada MT. Josephin 5 pada PT. Multi Trans Line. Sampel adalah  bagian dari  populasi. Adapun sampel  yang diambil adalah sedikitnya 30 orang yang dianggap dapat mewakili awak kapal di MT. Josephin 5 pada PT. Multi Trans Line.
3.      Teknik Pengumpulan Data
a.    Penelitian Lapangan (Field Research)
                      Untuk memperoleh data primer melalui riset lapangan, maka penulis akan menggunakan teknik sebagai berikut :
1)   Observasi
Yaitu  dengan  melakukan  pengamatan   langsung  pada obyek  yang      diselidiki.
2)   Angket
                            Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyampaikan daftar pertanyaan tertulis untuk meminta keterangan atau jawaban dan informasi yang dibutuhkan, dari 30 responden. Pada penelitian ini setiap butir pernyataan responden yang bersifat kualitatif akan diubah menjadi kuantitatif dengan menggunakan Skala Likert. Jawaban pernyataan diberikan bobot nilai yang berdasarkan skala 5 (lima), di mana pada variabel X (kelaiklautan kapal) dan variabel Y (keselamatan pelayaran) setiap jawaban pernyataan mempunyai nilai sebagai berikut :
Tabel I.1
Bobot Nilai Jawaban Pertanyaan
Pilihan Jawaban
Singkatan
Bobot Nilai
Sangat Setuju
SS
5
Setuju
S
4
Ragu-ragu
RG
3
Tidak Setuju
TS
2
Sangat Tidak Setuju
STS
1
                        Sumber : Sugiyono, ( 2009 : 107 )

b.    Penelitian Kepustakaan (Library Research).
                      Agar skripsi ini tidak menyimpang jauh dari teori-teori yang ada dan untuk memperoleh data sekunder guna melengkapi data yang sudah tersedia, maka dalam riset kepustakaan ini penulis menggunakan beberapa literatur berupa buku-buku, majalah, jurnal, dan bahan pustaka lainnya.
4.      Metode Analisis Data
Metode analisis data  yang akan digunakan penulis dalam mengolah data hasil kuesioner adalah menggunakan perhitungan secara manual sebagai berikut  :
a.    Analisis regresi linier sederhana
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh proporsional antara variabel kelaiklautan kapal (X) terhadap variabel keselamatan pelayaran (Y). Menurut Sugiyono (2009 : 237) rumus regresi linear sederhana adalah sebagai berikut :
Y  =  a  +  bX
 
                      Dimana :
                                X       =    Variabel bebas (kelaiklautan kapal)
                                Y       =    Variabel terikat (keselamatan pelayaran)
                                a       =    Konstanta (bilangan tetap)
                                b       =    Koefisien regresi
                                n       =    Jumlah sampel
                      Adapun rumus untuk mencari nilai a dan b adalah :
b.   Analisis Koefisien Korelasi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui kuat atau lemahnya pengaruh antara variabel X (kelaiklautan kapal) dengan variabel Y (keselamatan pelayaran). Menurut Sugiyono (2009 : 238) rumus koefisien korelasi atau r adalah sebagai berikut :
                      Dimana :
                                n       =    Jumlah sampel
                                r        =    Koefisien korelasi
                                X       =    Variabel bebas (kelaiklautan kapal)
                                Y       =    Variabel terikat (keselamatan pelayaran)
                      Untuk  dapat memberi interpretasi terhadap kuat-lemahnya hubungan tersebut, maka penulis menggunakan pedoman seperti yang tertera pada tabel berikut ini :
Tabel I.2
Interpretasi Tingkat Hubungan X dan Y
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00-0,199
Sangat rendah
0,20-0,399
Rendah
0,40-0,599
Sedang
0,60-0,799
Kuat
0,80-1,000
Sangat Kuat
                    Sumber : Sugiyono, ( 2009 : 214 )
                      Dengan demikian maka nilai r dinyatakan sebagai berikut :
1)        Jika r = 1 atau mendekati 1, maka hubungan antara variabel X dan variabel Y sangat kuat dan positif
2)        Jika r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara variabel X dan variabel Y sangat kuat tetapi negatif
3)        Jika r = 0 atau mendekati 0, maka tidak ada hubungan antara variabel X dan variabel Y atau hubungannya sangat lemah.
c.    Analisis Koefisien Penentu ( KP )
Merupakan besarnya kontribusi atau sumbangan variabel X (kelaiklautan kapal) terhadap variabel Y (keselamatan pelayaran) dalam persentase dengan rumus sebagai berikut :
KP = r² . 100%
                      Dimana :
                                KP           = Koefisien Penentu
                                r               = Koefisien korelasi
d.   Uji Hipotesis
                      Digunakan untuk menguji apakah variabel X dan Y memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak, di mana rumus yang digunakan adalah terhadap uji satu arah dengan tahap-tahap sebagai berikut :
1)   Hipotesis awal
                            Ho: ρ = 0.                 Artinya tidak ada pengaruh positif antara variabel X terhadap variabel Y
                            Ha : ρ > 0.                Artinya ada pengaruh positif antara variabel X terhadap variabel Y
                            Ha : ρ < 0.                Artinya ada pengaruh yang negatif antara variabel X terhadap variabel Y
2)   Rumus Uji Korelasi
Pengujian hipotesis dilakukan terhadap cara membandingkan nilai thitung terhadap ttabel. Untuk menghitung nilai thitung digunakan rumus sebagai berikut :
thitung          =
3)   Untuk mengetahui nilai ttabel digunakan tabel distribusi t pada taraf kesalahan α = 0,050 dk = n-2.


                                                0                   t(α;n-2)





4)   Membandingkan t table terhadap t hitung
a)      Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya hipotesis atau dugaan sementara tidak terbukti, tidak ada pengaruh variabel X terhadap variabel Y
b)      Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya hipotesis atau dugaan sementara terbukti benar, ada pengaruh variabel X terhadap variabel Y

E.       Hipotesis
Berdasarkan data-data yang akan diperoleh akan diuji kebenaran dan diketahui : diduga ada pengaruh antara kelaiklautan kapal terhadap keselamatan pelayaran MT. Josephin 5 pada PT. Multi Trans Line.

F.     Sistematika Penulisan Skripsi
Oleh karena skripsi adalah suatu karya ilmiah, maka disusun secara sistematis (dikelompokan) secara sistematis dan kronologis (secara berurutan) sebagai berikut :
BAB I :           PENDAHULUAN
Pembahasan pertama merupakan Pendahuluan, pembahasannya 
meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah yang meliputi pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, hipotesis, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II  :  LANDASAN TEORI
Pembahasan kedua meliputi landasan teori, karena dalam bab ini dikemukakan teori-teori dari berbagai ahli dibidangnya, yang akan dipakai sebagai alat analisis dan pemecahan masalah atas hasil penelitian yang telah diperoleh. Teori-teori yang dikemukakan harus sesuai dengan penelitian.
BAB III:         GAMBARAN UMUM PT. MULTI TRANS LINE
Pembahasan ketiga disusun dalam, memuat rangkuman tentang penelitian yang merupakan hasil tinjauan umum objek penelitian
BAB IV :        ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pembahasan keempat disusun merupakan proses Analisis dan Pembahasan atas rumusan masalah yang telah ditentukan dalam bab I.
     BAB V :            PENUTUP
Pembahasan kelima ini disusun dalam bab yang terakhir yang merupakan Bab Penutup berisi kesimpulan dari seluruh analisis dan pembahasan, serta saran-saran penulis, yang disesuaikan dengan tujuan dan kegunaan penelitian yang telah ditentukan dalam bab I.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar