Selasa, 08 Februari 2011

Tugas Proposal Mus Mulyadi

Nama : Mus Mulyadi
Nim : 244310009
Tanggal 08 Februari 2011



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Manusia    merupakan motor  penggerak sumber  daya  yang  ada  dalam  rangka  aktifitas dan rutinitas dari sebuah organisasi atau perusahaan. Sebagaimana diketahui sebuah organisasi atau perusahaan, didalamnya  terdiri  dari  berbagai  macam  individu yang  tergolong  dari berbagai  status  yang  mana  status  tersebut  berupa  pendidikan, jabatan dan golongan,  pengalaman, jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pengeluaran,  serta  tingkat  usia  dari   masing - masing  individu  tersebut.  Hasibuan (2000: 147).
Otonomi  Daerah tahun 2001, kemudian menyongsong  era  globalisasi  ekonomi  yang meliputi AFTA ( Asean Free Trade Area ) yang sudah diberlakukan tahun 2003 dan APEC ( Asean Pacific Economi Community ) tahun 2010 menuntut  perubahan, perbaikan serta  peningkatan di  berbagai bidang antara lain peningkatan mutu sumber daya manusia untuk dapat bersaing dan mandiri. Adalah suatu kenyataan kehidupan organsisasional  bahwa  nahkoda  memainkan peranan yang  amat  penting, bahkan dapat  dikatakan amat  menentukan, dalam  usaha pencapaian tujuan yang  telah ditetapkan sebelumnya. Memang  benar  bahwa  nahkoda, baik secara individual maupun sebagai kelompok, tidak mungkin dapat bekerja sendirian. Nahkoda membutuhkan sekelompok orang lain, yang dengan istilah populer dikenal sebagai bawahan, yang  digerakkan sedemikian rupa  sehingga  para  bawahan itu memberikan pengabdian dan sumbangsihnya  kepada  organisasi, terutama  dalam  cara  bekerja  yang  efisien, efektif, ekonomis dan produktif.
Undang – undang pelayaran mencakup tentang semua kegiatan angkutan perairan, kepelabuhan, keselamatan dan keamanan pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim di perairan indonesia. Semua kapal asing yang berlayar di perairan indonesia, dan semua kapal berbendera, bahwa pelayaran terdiri atas angkutan di perairan, kepelabuhan, keselamatan dan keamanan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim, merupakan bagian dari sistem transportasi nasional yang harus di kembangkan potensi dan peranannya untuk menwujudkan sistem transportasi yang efektif dan efisien, serta membantu terciptanya pola distribusi nasional yang mantap dan dinamis.
Dalam peraturan pemerintah bahwa penyelenggaraan tugas-tugas Makamah Pelayaran dalam pemeriksaan kecelakaan kapal sangat di tentukan oleh tingkat profesionalisme dan kontinuitas para angota Makamah Pelayaran tersebut.Dalam pelaksanaan tugas-tugasnya Makamah Pelayaran, khususnya dalam melakukan pemeriksaan kecelakaan kapal, sangat di perlukan anggota Makamah Pelayaran yang betul-betul memahami masalah teknis perkapalan termasuk aspek-aspek hukum yang meliputinya. Sehingga seorang anggota Makamah Pelayaran adalah tenaga ahli dari berbagai bidang ilmu pengetahuan dan berpengalaman, dimana tenaga ahli ini relatif sangat terbatas. Sementara itu  untuk tetap menjamin kualitas kerjanya, pengangkatan anggota Makamah Pelayaran di lakukan sangat selektif, dimana unsur profesionalisme, keahlian, kemampuan, pengalaman, dan ketelitian menjadi syarat yang harus di perhatikan dan di penuhi. Namun demikian, mengingat tugas dan tangung jawab yang bersangkutan untuk mampu melakukan pemeriksaan kecelakaan kapal, serta untuk pembinaan karir dan meningkatkan kesejahteraan Anggota Makamah Pelayaran, maka perlu mengubah beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang pemeriksaan Kecelakaan Kapal tersebut sesuai dengan kebutuhan riil.
Dalam Inpres Nomor 5 Tahun 2005 tentang Cabotage menerapkan asas Cabotage secara konsekuen dan merumuskan kebijakan serta mengambil langkah-langkah yang di perlukan sesuai dengan fungsi dan kewenangan masing-masing guna memberdayakan industri pelayaran nasional.
Dalam ISM Code ( International Safety Management Code ) standar nasional untuk manajemen keselamatan pengoperasian kapal-kapal dan pencegahan pencemaran laut. ISM Code, Code manajemen international untuk pengoperasian kapal yang aman dan pencegahan pencemaran yang di adopsi oleh IMO ( International Maritime Organisation ) berdasarkan resolusi A.741 (18) yang kemudian mungkin akan di amandemen oleh IMO. Ditetapkan wajib memahami ISM Code, siapapun yang sedang atau akan bekerja pada bidang pengoperasian kapal, baik personil di darat maupun personil di kapal.
Sejarah lahirnya ISM Code berawal dari kecelakaan di laut,di lepas pelabuhan Zeebruge, Belgium pada tanggal 1987 pukul 19.05 Waktu setempat, sebuah kapal Roro Ferry “ The Herrald Of Free Enterprise ” tenggelam setelah 4 menit meningalkan dermaga melaju keluar pelabuhan dengan kecepatan 14 knot tujuan DOVER ( di selatan Inggris ), dimana Bow Door tidak tertutup rapat. Kapal yang di awaki 18 personil, mengangkut 81 kendaraan roda empat ( mobil ), 47 Freight Vehicles,dan kurang lebih 460 penumpang telah mengalami musibah dan berakhir dengan korban 150 jiwa penumpang 38 crew. Dari hasil investigasi, musibah ini disebabkan oleh kesalahan manajemen ( Lack Of Management ), yang berpangkal pada faktor kelalaian manusia ( Human error ), Apakah pada waktu itu ada petugas di darat / dermaga yang menjamin bahwa “Bow Door”atau “Ram Door”setelah tertutup rapat sebelum meninggalkan dermaga?.
Sasaran ISM Code untuk mencapai bahwa dalam hal menjamin keselamatan di laut :
1.      Mencegah kehilangan atau kecelakaan jiwa manusia.
2.      Menghindari kerusakan lingkungan laut.
3.      Hilangnya harta benda.
4.      Implementasi efectif dan pemberlakuan dari padanya oleh administrasi.
5.      Memenuhi dengan peraturan-peraturan dan ketetapan-ketetapan yang di wajibkan berhubungan dengan keselamatan operasi kapal-kapal dan perlindungan lingkungan.
Latar belakang STCW, yaitu dalam hal :
  • Sejak awal IMO  ( d/h IMCO)  berupaya meningkatkan keselamatan kapal dan perlengkapannya serta menaikan standar pelaut.
  • Konvensi international yang pertama di keluarkan adalah SOLAS ( Safety Of Life At Sea ) pada tahun 1914 sesudah tengelamnya kapal Titanic.
  • SOLAS mengatur mengenai masalah konstruksi, perlengkapan peralatan radio serta mengenai muatan kapal.
  • Secara periodik dari SOLAS disempurnakan sesuai perkembangan teknologi di bidang perkapalan dengan tujuan mengurangi kecelakaan.
  • Walaupun kapal telah di lengkapi dengan sempurna tetapi ternyata kecelakaan masih banyak terjadi, yang ternyata setelah di selidiki bukan kesalahan kapalnya tetapi disebabkan oleh kesalahan manusia  ( human error ).
  • Dari hasil penyelidikan ternyata 80% kecelakaan justru disebabkan kesalahan manusia ( human error ).
  • Salah satu Resolusi Conferensi SOLAS 1960, mengimbau pemerintah agar diklat pelaut selalu di up to date.
  • Joint Committe 1964 menyiapkan Document of Guidance yang memberi pedoman untuk diklat Nakhoda, Perwira dan Ranting. Dokumen ini di perbaiki pada 1975,1977 dan 1985.
  • Sidang IMO ( International Maritime Organisation ) 1971 memutuskan untuk mengadakan konferensi mengenai STCW yang di hadiri oleh 72 Negara.
  • Tahun 1978, diadakan konferensi STCW yang menghasilkan STCW 1978.
  • Konferensi menetapkan standar minimum bagi pelaut yang sebelumnya di tetapkan masing-masing negara.
  • Dalam perjalannya tujuan STCW ( Standart Training Certification And Wacthkeeping ) untuk meningkatkan standar kecakapan para pelaut secara global nampaknya tidak tercapai.
Dari  kenyataan tersebut  di  atas, maka  pemberian  motivasi  dikatakan penting, karena nahkoda atau manajer itu tidak sama dengan karyawan, karena seorang nahkoda tidak dapat melakukan pekerjaan sendiri. Keberhasilan organisasi  amat  ditentukan oleh hasil  kerja  yang dilakukan orang lain ( bawahan ). Untuk melaksanakan tugas sebagai seorang manajer ia harus membagi-bagi  tugas  dan pekerjaan tersebut  kepada  seluruh  pagawai  yang ada  dalam  unit kerjanya  sesuai  hierarkhi. Seorang  nahkoda harus  mampu menciptakan suasana  yang kondusif, memberikan cukup perhatian, memberikan penghargaan terhadap prestasi  kerja, menjalin komunikasi yang baik dengan seluruh ABK.
Untuk menciptakan kondisi  demikian, diperlukan adanya  usaha-usaha  untuk meningkatkan     kualitas  dan kepuasan  kerja  bagi  setiap ABK. Ini  dimungkinkan  bila  terwujudnya  peningkatan motivasi  kerja  ABK  secara  optimal. Sebab bagaimanapun  juga  tujuan organisasi/perusahaan, salah satunya  adalah untuk meningkatkan  kesejahteraan dan kepuasan kerja ABK.
Dalam  usaha  pencapaian tujuan organisasi  yang  telah ditetapkan sebelumnya  tugas  nahkodalah untuk memberdayakan semua  sumber-sumber  yang  ada  didalam  organisasi, terutama sumber daya manusianya melalui motivasi. Namun yang menjadi permasalahan pada PT. Tidewater Operators Indonesia saat  ini, yaitu wewenang nahkoda yang begitu  dominan terhadap masalah-masalah  sumber  daya  manusia, keuangan serta pengembangan lainnya.  Nahkoda dalam  membagi-bagi  tugas/pekerjaan didasari  atas  rasa  pilih kasih, hanya terhadap ABK/orang-orang tertentu, bukan berdasarkan tugas pokok dan fungsi  yang ada. Hal ini akan menimbulkan sikap apatis, tidak bersemangat, ragu-ragu dan takut salah, kecewa, masa  bodoh, putus  asa, menjadikan kegiatan yang  ada  tidak  berjalan sebagaimana  mestinya. Hal ini menyebabkan tidak ada kepuasan kerja. Oleh karena itu, tulisan ini penulis beri judul : “ANALISIS PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA ABK (ANAK BUAH KAPAL) MV.GULF SINGA PADA PT. TIDEWATER OPERATORS INDONESIA TAHUN 2010”
B.     Perumusan Masalah
  1. Identifikasi Masalah
Penulis menyadari bahwa pengetahuan dan waktu yang dimiliki sangat terbatas, maka identifikasi masalah yang dapat penulis kemukakan sebagai berikut :
a.       Belum maksimalnya perusahaan memberikan motivasi
b.      Kepuasan kerja anak buah kapal belum maksimal
c.       Kurang disiplinnya anak buah kapal
d.      Masih minimalnya pendidikan dan pelatihan oleh perusahaan
e.       Belum maksimalnya kinerja anak buah kapal.

2.      Pembatasan Masalah
Bertolak dari identifikasi masalah di atas maka pada penelitian ini penulis membatasi diri pada hal-hal yang berkaitan dengan analisisis pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja ABK
  1. Pokok Permasalahan
Pertanyaan yang perlu dikaji dalam penelitian ini adalah :
a.       Bagaimana penerapan motivasi pada ABK (Anak Buah Kapal) MV.Gulf Singa pada PT. Tidewater Operators Indonesia.
b.      Bagaimana kepuasan kerja ABK (Anak Buah Kapal) MV.Gulf Singa pada PT. Tidewater Operators Indonesia.
c.       Sejauh mana pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja ABK (Anak Buah Kapal) MV.Gulf Singa pada PT. Tidewater Operators Indonesia.

C.    Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
a.       Untuk mengetahui bagaimana penerapan motivasi pada ABK (Anak Buah Kapal) MV.Gulf Singa pada PT. Tidewater Operators Indonesia.
b.      Untuk mengetahui bagaimana kepuasan kerja ABK (Anak Buah Kapal) MV.Gulf Singa pada PT. Tidewater Operators Indonesia.
c.       Untuk menganalisis sejauh mana pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja ABK (Anak Buah Kapal) MV.Gulf Singa pada PT. Tidewater Operators Indonesia.
  1. Manfaat Penelitian
a.       Bagi Penulis
Penelitian ini berguna sebagai masukan dan menambah pengetahuan tentang motivasi dan kepuasan kerja awak kapal MV.Gulf Singa yang di terapkan pada perusahaan yang bersangkutan.
b.      Bagi Lembaga Pendidikan
Penulis ingin berpartisipasi dalam meningkatkan pemahaman dan perwujudan arti pentingnya pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja ABK (Anak Buah Kapal) MV.Gulf Singa maupun instansi yang terkait serta rekan-rekan Mahasiswa / Mahasiswi.
c.       Bagi Masyarakat
Dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang manajemen dan sumbangan untuk dijadikan tambahan pembendaharaan kepustakaan bagi STMT Trisakti.

D.    Metodologi Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah dengan menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan kuantitatif, dimana dari kuesioner kemudian diangkakan. Dimana dalam penelitian ini meliputi variabel bebas ( variabel independen ) dan variabel tidak bebas ( variable dependen ). Yang menjadi variabel bebasnya dalam penelitian ini adalah motivasi dan yang menjadi variabel tidak bebasnya adalah kepuasan kerja anak buah kapal.
Dalam mengumpulkan data untuk memecahkan masalah pada penyusunan skripsi ini maka metode yang digunakan adalah sebagai berikut :
1.      Metode Pengumpulan Data
a.      Penelitian Lapangan ( Field Research )
Yaitu Penelitian yang dilakukan  dengan cara melakukan penelitian langsung  pada lokasi yang dilaksanakan di MV. Gulf Singa, waktu dan objek penelitian untuk memperoleh data dan informasi dalam penyusunan skripsi ini, yaitu dengan cara :
1)      Pengamatan ( Observasi )
Yaitu Tehnik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung dilapangan terhadap anak buah kapal MV. Gulf Singa dan kapal yang menjadi obyek penelitian.
2)      Daftar Pertanyaan ( Quesioner )
Yaitu tehnik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan pertanyaan kepada para responden, dimana penulis membuat dan menyiapkan daftar pertanyaan untuk dijawab, penulis mengutamakan metode  quesioner ini yang akan digunakan dalam pembahasan.
Data utama penelitian akan dihimpun melalui quisioner yang ditujukan kepada minimal 30 orang responden, jawaban responden yang bersifat kualitatif selanjutnya akan diolah menjadi kuantitatif melalui proses pembobotan menurut skala Likert dengan rincian sebagai berikut :
a)      Motivasi
Sangat Setuju (SS)                         = 5
Setuju (S)                                       = 4
Ragu-ragu (RG)                             = 3
Tidak Setuju (TS)                           = 2
Sangat Tidak Setuju (STS)            = 1
b)      Kepuasan kerja anak buah kapal
Sangat Setuju (SS)                        = 5
Setuju (S)                                      = 4
Ragu- ragu (RG)                           = 3
Tidak Setuju (TS)                          = 2
Sangat Tidak Setuju (STS)           = 1
3)      Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen sejenis yang biasa dibedakan ( distinguishable ) yang menjadi objek penelitian ( J.Supranto; 2001 : 42  ).
Sampel adalah sebagian dari populasi, dalam penelitian ini pengambilan sample menggunakan tehnik purposive sampling atau sampling secara sengaja karena penulis adalah anak buah kapal sebanyak 30 orang.
4)    Wawancara ( Interview )
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara bertanya langsung pada pihak-pihak yang berhubungan dengan materi yang dibahas.
b.      Penelitian Kepustakaan ( Library Research )
Yaitu tehnik pengumpulan data dengan cara membaca, mencatat dan mengumpulkan bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan penelitian baik berupa buku, artikel, peraturan-peraturan, dokumen-dokumen dan karya ilmiah lainnya termasuk majalah dan buletin.
2.      Tehnik Analisis Data
a.      Analisis Regresi Linier Sederhana
Untuk mengetahui pengaruh variabel motivasi (X) dengan variabel kepuasan kerja anak buah kapal (Y) akan dilakukan analisis regresi linear sederhana dengan rumus ( Suharsimi Arikunto : 2006 : 36 ) :
Y = a + bX
Dimana :
Y = Variabel independen dalam hal ini motivasi
X = Variabel independen dalam hal ini kepuasan kerja anak buah kapal
a  = Konstanta
b = Koefisien regresi
n = Jumlah sample observasi

Untuk mengetahui nilai a dan b digunakan rumus :

 dan

b.      Analisis Koefisien Korelasi Sederhana
Koefisien korelasi merupakan alat untuk mengetahui kuat atau lemahnya pengaruh variabel X dan variabel Y. Koefisien korelasi pearson dapat dicari dengan rumus ( Suharsimi Arikunto : 2006 : 123 ) sebagai berikut :
 
Dimana :
r  =  Koefisien korelasi
n  =  Jumlah sample yang digunakan
X = Variabel independen dalam hal ini motivasi
Y  = Variabel independen dalam hal ini kepuasan kerja anak buah kapal
Dari perhitungan koefisien korelasi di atas maka akan didapat hasil sebagai berikut :
1)      Jika r = 0 atau mendekati 0 berarti pengaruh variabel X dan Y sangat lemah atau tidak ada hubungan sama sekali.
2)      Jika r = + 1 atau mendekati +1 berarti pengaruh variabel X dan Y sangat kuat dan positif.
3)      Jika r = -1 atau mendekati  -1 berarti pengaruh variabel X dan Y sangat kuat, namun negatif.



Tabel I.1
Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi

Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,80-1,000
Sangat Kuat
0,60-0,799
Kuat
0,40-0,599
Sedang
0,20-0.399
Rendah
0,40-0,599
Sangat rendah
    Sumber : Sugiono (2007 : 183)
c.       Analisis Koefisien Penentu
Analisis ini digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi  variabel X terhadap naik turunnya variable Y. Koefisien penentu dicari dengan rumus ( J. Supranto : 2001 ; 150 ) sebagai berikut :
                  Kp  =  r2 x 100 %
d.      Analisis Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan harga t hitung dengan t table
1)      Hipotesis awal
Ho : r = 0        berarti variable x tidak mempunyai hubungan dengan variable Y.
Ha : r > 0        berarti variable X mempunyai hubungan dengan variable Y.
2)      Untuk mengetahui nilai t hitung digunakan rumus ( J.Supranto : 2001 : 182 ) sebagai berikut:
thitung=
3)      Bandingkan hasil observasi dengan table, dimana t = t table pada α = 0,05 atau 5% dan df = n-2
4)     
Ho ditolak
 
Dalam skripsi ini uji hipotesis yang penulis lakukan adalah menggunakan uji satu arah ( One tail )














  Ho diterima
 




  0                      t (a; n-2)
 
















5)      Kesimpul
5)      Kesimpulan
a)      Bila t hitung < t table maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh motivasi terhadap kepuasan  kerja ABK (Anak Buah Kapal) MV.Gulf Singa pada PT. Tidewater Operators Indonesia.
b)      Bila t hitung > t table maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh motivasi terhadap kepuasan  kerja ABK (Anak Buah Kapal) MV.Gulf Singa pada PT. Tidewater Operators Indonesia.


E.     Hipotesis
Adapun hipotesis yang diambil penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Diduga terdapat analisis pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja ABK (Anak Buah Kapal) MV.Gulf Singa pada PT. Tidewater Operators Indonesia“.
F.     Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran singkat mengenai materi yang dibahas dalam penulisan skripsi ini, penulis menyusun sistematika pembahasan sebagai berikut :       
BAB  I         PENDAHULUAN
                     Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah,  ruang  lingkup dan pembatasan masalah, rumusan permasalahan, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.
BAB  II        LANDASAN TEORI
                     Dalam bab ini penulis menguraikan landasan teori yang  berisikan tentang pengertian-pengertian dari manajemen, motivasi dan kepuasan kerja anak buah kapal. Juga menguraikan kerangka berpikir.
BAB III       GAMBARAN UMUM PT. TIDEWATER OPERATORS INDONESIA.
                     Dalam bab ini membahas mengenai gambaran umum lokasi penelitian yang meliputi sejarah singkat, susunan organisasi dan ruang lingkupnya beserta tugas dan tanggung jawab perusahaan dan juga penjelasan mengenai kegiatan yang berhubungan dengan motivasi dan kepuasan kerja ABK.
 BAB  IV     ANALISIS DAN PEMBAHASAN
                     Dalam bab ini akan disajikan laporan hasil penelitian yang terkait dengan hasil analisis motivasi terhadap kepuasan kerja ABK dengan menggunakan rumus statistik yang tertera pada Bab I dan kondisi kepuasan kerja anak buah kapal.
BAB  V        PENUTUP
                     Dalam bab ini penulis menarik kesimpulan dari hasil pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV dan mengemukakan saran-saran yang berhubungan dengan pembahasan dan penelitian serta sumbangan pemikiran yang didapat dari hasil penelitian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar